Mengenal Dukkha, Mengenal Dhamma|Luangpu Pramote Pamojjo

11 Mei 2025

Wat Suan Santidham, Thailand

Alih Bahasa: Shi Ne Ling



Tubuh ini hanya penuh dengan beban.
Coba renungkan — hanya rambut kita saja,
Sehelai pun sudah membawa begitu banyak beban.
Hanya rambut di kepala kita saja,
sudah membawa begitu banyak beban —
Harus dicuci,
habis dicuci harus dikeringkan.
Harus diberi minyak, diberi gel,
dibuat gaya ini dan gaya itu.
Kalau mulai beruban, harus dicat lagi.
Kalau mulai rontok, bingung lagi—
bagaimana mengatasinya?
Hanya satu urusan rambut saja,
sudah sedemikian banyak bebannya.
Apalagi seluruh tubuh ini,
bebannya sungguh tak terhitung setiap hari.

Begitu bangun pagi, harus segera buang air.
Kalau tidak bisa buang air, apakah nyaman? Tentu tidak.
Tubuh ini hanyalah beban yang tiada habisnya.

Kalau terus-menerus mengamati kenyataan,
hadir bersama tubuh dengan sati (kesadaran),
maka kita akan melihat kebenaran tubuh ini:
tubuh adalah beban, tubuh adalah dukkha (penderitaan),
tidak layak dicintai, tidak layak untuk dilekati.

Jika kita mengamati batin,
di awal saja kita akan melihat:
batin yang bahagia adalah tidak kekal (anicca),
batin yang menderita juga tidak kekal,
batin yang baik pun tidak kekal,
batin yang buruk juga tidak kekal.

Lalu Kita akan melihat bahwa—
apa pun bentuk keadaan batin,
semua jenis batin itu
tidak kekal (anicca), penuh penderitaan (dukkha), dan tanpa inti diri (anattā).

Anattā—kita tidak bisa memerintah batin.
Kita tidak bisa menyuruhnya,
“Jadilah batin yang sadar terus-menerus”, tidak bisa.
Atau “Jangan dengar”, tidak bisa.
“Jangan lihat”, juga tidak bisa.

Dengan pengamatan terus-menerus,
maka akan terlihat:
mata, telinga, hidung, lidah, tubuh, dan batin
akan selalu bersentuhan dengan objek-objek indera.
Kita tidak bisa mencegahnya,
tidak bisa mengendalikannya.
Kita tidak bisa menyuruhnya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang baik,
atau merasa bahagia setelah bersentuhan,
atau menyuruhnya agar selalu tenang—semua itu tidak bisa.
Kita bahkan tidak bisa memerintahnya agar tidak keluar menjangkau objek luar.

Akhirnya, pada suatu hari,
kita akan benar-benar memahami:
Batin itu sendiri adalah dukkha,
adalah penderitaan yang sangat besar dan mendalam.

Mengenal dukkha,
maka akan mengenal Dhamma.
Tanpa mengenal dukkha,
kita tidak akan bisa melihat Dhamma.


Pernyataan dari Shi Ne Ling:

Meskipun kami telah berusaha sebaik mungkin, terjemahan ini mungkin belum sepenuhnya mencerminkan makna mendalam dari ajaran Luangpu. Apabila terdapat kekeliruan atau kekurangan, sepenuhnya merupakan tanggung jawab kami. 


Terjemahan Mandarin:

Terjemahan Inggris: